Friday, July 12, 2019

Membunuh Pasar Tradisional




Pasar di bekasi yang megah besar dan bersih namun sepi. akibat tidak ada pembeli.
Sabtu siang mampir ke pasar tradisional di samping pasar burung pramuka Jakarta Timur. Suasana panas dan berdebu adalah hal yang biasa untuk kota Jakarta yang hiruk pikuk. Ramainya pasar burung dengan kandang dan jeritan burung burung dalam kandang berbanding terbalik dengan sepinya kunjungan pembeli dan turis mancanegara yang semasa jayanya dulu kerap mengunjungi pasar ini.

Para penjual dan pedagang sibuk dengan gadgednya, main fb , ig dan mobile legend. Beberapa orang ada yang aktif dengan bukalapak dan tokopedia. Tehnologi dan informasi sudah masuk sampai ke jantung perekonomian maasyarakat. Sudah menjadi kewajiban dan keharusan agar bertahan hidup dalam berdagang.

Namun itu tidak semua pedagang bisa seperti itu. Ada mba Ira penjual jamu yang beralih dagang sayuran. Gigi depannya tinggal 1 karena rontok dimakan usia. Upi, Uni dan bu Joyo dan masih beberapa lagi yang tersisa dari pasar yang hampir mati ini hanya bisa bertahan dalam diam. Mereka yang sepuh dan merasa tua hanya duduk melamun sambil menggenggam Koran usang yang sudah berulangkali dibacanya. Berkomentar tentang betapa sepinya penjualan dan makin minimya pendapatan yang dihasilkan sepanjang hari ini. Keluhan mereka jelas , bagaimana membayar sewa bulanan kios yang ditagihkan setiap bulannya dalam rekening bank yang akan ditarik secara otomatis oleh PD.PASAR JAYA. Jika rekening kosong maka siap-siap akan datang surat tagihan beserta ancaman untuk di segel kiosnya.

Ahok memperkenalkan system penagihan otomatis seperti ini. Memang akan kita temukan banyak keuntungan system penagihan harian pasar ini. Irit dan efisien. Menghilangkan banyak tenaga tukang tagih yang akan menagih uang keamanan dan kebersihan yang biasanya berjalan 2 kali. Pagi dan sore. Tidak aka nada lagi kebocoran akibat uang yang tidak disetor dan lain-lain.
Namun bagi para pedagang hal ini adalah mesin pembunuh usaha mereka. Dagangan tidak laku namun tagihan harian harus dibayar full. Jualan mau laku atau tidak maka kamu harus bayar sewa. Dagang mau cuman buka sehari dalam sebulan maka kamu harus bayar karcis full sebulan. Hal yang sangat berbeda dengan masa-masa sebelum dia berkuasa. Yang pembayaran karcis pasar hanya berdasarkan dagang atau tidak saja. Kamu dagang 5 hari berarti cukup bayar karcis pasar 5 hari. Simple dan murah. Semua bahagia dan pasarpun tetap hidup walaupun jarang ada yang beli. Karena pedagang akan datang dan pergi sesuai dagangannya juga. Berbeda sangat jauh dengan kebijaksanaan sekarang ini.  Dan karenanya ahok sangat dibenci para pedagang di pasar-pasar tradisional. Sad but true.
menikmati hari-hari akhir para pedagang tua. dunia maya membuat pembeli enggan ke pasar.

Saat ini satu demi satu pedagang mulai membeli rumah dan tanah di depan pasar tradional. Dan mulai memindahkan barang dagangannya ke toko dan kios baru mereka diluar pasar.  Bagi yang tidak dapat tempat maka mereka berdagang di halaman parkir dan sepanjang jalanan sekitar paar karena tidak sanggup membayar sewa kios. Dan yang bertahan di kios saat ini pusing sepuluh keliling memikirkan masa depannya. Apakah akan tetap dagang atau pindah dagangnya. Atau pilihan terakhir menjual kios pasar.

 Maka tidak heran jika kita ke pasar tradisional yang akan kita temui orang-orang yang sedang melamun sambil terkantuk-kantuk menunggu pembeli yang tak kunjung datang. Jikapun ramai maka hanya pedagang yang diluar gedung ataupun pasar. Yang saat ini dengan adanya gubernur Anies mereka tidak dikejar ataupun diusir-usir. Bahagia warganya kaya pedagangnya sedikit terwujud bagi para pedagang kecil yang tidak bisa mengikuti perkembangan zaman.
Akhirnya sekarang kita bertanya.. Pasar yang megah dan kinclong itu buat siapa? Buat pedagang kaya pastinya. Karenanya pasar tradisional Puri Indah makin Berjaya, sedangkan pasar tradisional cempaka putih kembang kempis.. kejadian ini tidak terjadi di Jakarta saja, bahkan di bekasi dan Madiun .  Pasar tradisional sepertinya setengahnya sudah mati dan arwahnya berpindah ke alam jin, dunia maya.  
Read More..

Wednesday, February 13, 2019

Kampung Nelayan Cilincing

pintu gerbang pelabuhan nelayan Cilincing. Disinilah para nelayan dan yang akan pergi ke pulau di seberang naik turunnya.


Cilincing adalah kampung nelayan, bau laut akan langsung tercium ketika sudah dekat tempat ini.
Bertempat di ujung utara kota Jakarta. kita akan melihat sebuah suasana yang berbeda  untuk sebuah kota besar.
Macam macam kerang laut

Jakarta adalah kunci kehidupan di jawa barat. Sebuah tempat penuh sejarah yang menarik untuk dikunjungi. panas sudah pasti. namun jangan takut, banyak air minum yang dijual bebas kok. Jika ingin berbelanja ikan dan hasil laut lainnya disini tidak terlalu besar lokasinya. namun cukuplah untuk dinikmati. Karena setiap harinya penjualan dan pembelian ikan disini cukup ramai.
Pemandangan di tepi pelabuhan belakang pelelangan ikannya

Jangan berharap bisa berenang di pantainya yang landai dan berair hitam pekat. Mungkin karena disinilah pintu masuknya perahu dan kapal-kalap nelayan yang membawa dan mengisi bahan bakar.

Airnya hitam pekat dan sudah pasti beracun karenanya sangat berbahaya untuk ditelan.
nelayan pulang dari laut membawa berkah untuk dirumah
Sok atuh.. jalan-jalan kadieu.

Read More..

Tuesday, February 12, 2019

KASTIL BATAVIA : SEJARAH YANG DIHAPUS


Kastil Batavia pertama berdiri
Belanda datang ke pelabuhan Kelapa yang saat itu adalah pelabuhan internasional di Indonesia yang masih bernama Nusantara , dengan meminta izin penguasa Banten saat itu untuk mendirikan kantor dagang. Penguasa saat itu adalah orang Banten yang merebut pelabuhan itu tanggal 22 juni 1527 M. atau tanggal 22 Ramadhan 933 H.

Setelah diberi izin VOC nama perusahaan belanda itu malah membangun kastil, benteng pertahanan kecil di ujung sungai Ciliwung. Dan kastil ini menjadi titik awal dimulainnya penjajahan Belanda.

Dimulai dari penaklukan Banten, tentunya dengan politik devide et impera. dimana raja dan anak sultan banten di adu domba. Kemudian perburuan keluarga dan para keturunan kerajaan Pasundan Pajajaran sebagai pemilik sah pelabuhan . mereka diburu terus sampai pelabuahan Ratu.

kastil Batavia setelah mapan

Kemudian Sultan Agung mataram yang mempunyai visi jauh ke depan mencoba mengusir VOC dari tanah Sunda. namun tidak berhasil, karena targetnya hanya sampai membunuh pimpinan gubernur Batavia saat itu, Jan pieter Coen. yang meninggal dunia karena sakit malaria akibat sungai ciliwung dibendung dan diisi bangkai.

posisi yang aman yang menyebabkan sultan agung gagal menembus benteng kastil

Namun sejarah berkata lain, sepeninggalan sultan Agung, anaknya malah berteman dengan Batavia. sehingga melanggengkan keberadaan VOC. membuat VOC semakin besar dan berjaya sebagai perusahaan yang memonopoli semua perdagangan di nusantara dan jawa khususnya.

kastil batavia setelah perang mulai besar dan aman

Apalagi semenjak amangkurat I dan VOC berteman mereka menyapu bersih semua keturunan Pajajaran. kerajaan di pelabuhan Ratu di bantai dan dibumi hangus, kisah perjuangan sang ratu malah dijadikan mitos dan kisah mistik. Pajajaran hilang lenyap tanpa peninggalan dan bukti keberadaaannya. kisah mereka menjadi dongeng dan cerita tidur.
batavia saat makmur

Batavia makin bessar dan aman karenanya. Tanpa ada gangguan yang berarti. Sampai daendels datang dan menghancurkan kastil Batavia karena sudah tidak adalagi yang berani menyerang ataupun mengganggu Batavia atau Belanda.
pelabuhan sunda kelapa saat jaya dengan kastil batavia di belakangnya.



yang tersisa dari kastil Batavia
kastil batavia dan gudang yang tersisa
sisa gudang di dalam kastil
ujung sungai ciliwung dibelakang kastil batavia
dinding luar kastil batavia, sungai ciliwung sebagai penghalang untuk masuk benteng dari seberang. wajar jika Sultan Agung gagal menaklukan Batavia.

posisi kastil saat ini di jalan tongkol
yang tersisa dari kastil Batavia

Read More..